Touring to Sedudo Waterfall

dalam perjalanan dari rumah Denny di Nganjuk ke arah air terjun Sedudo

Touring to Sedudo Waterfall

Deny Warsigit, Sang Koordinator

Touring to Bromo Mountain

Take the picture at Bromo's savana

Touring to Bromo Mountain

Rame-rame asek-asek

Touring to Bromo Mountain

Menggapai Gunung

Rabu, 20 Juni 2012

Touring to Bromo Mountain

Kali ini touring kita selenggarakan dengan tujuan Gunung Bromo dan Madakaripura. Tapi sayangnya kita tidak sempat untuk mampir ke air terjun Madakaripura. Walau begitu, acara tetap berjalan dengan lancar, seru, dan menyenangkan alhamdulillah. Kami berangkat dari Surabaya pada hari Sabtu, 16 Juni 2012 malam hari. Rencana awal berangkat pukul 23.00 WIB, tetapi sudah tentu molor. Terlebih dahulu berkumpul di rumah Deny Warsigit di bilangan Gubeng Kertajaya. Sampai sekitar jam 23.30 yang hadir hanya 7 orang. Diantaranya ada tuan rumah Deny (yang suka ngobrak-obrak orang), Rusdi Samohung, Cece, Agung, Octa, Dessy, dan Izham. Tidak lama kemudian datang Udiek. Tinggaal Rendy si raja molor yang belum datang. Sebetulnya touring kali ini pesertanya bisa lebih banyak. Tetapi ada beberapa teman kami yang membatalkan untuk ikut tepat di hari H. Tepat jam 00.20 dini hari Rendy baru muncul. Segera kami pun bersiap siap berangkat. Teman kami yang satu lagi, Hardika, sudah menunggu di Sidoarjo. Dia bergabung dengan rombongan dari sana. 


Tepat pukul 00.30 kami berangkat. Dari rumah Deny seluruhnya ada 9 orang dengan menggunakan 5 unit motor. Tidak lupa mampir SPBU untuk kasih minum kuda besi kami. Perjalanan berjalan dengan lancar. Tidak ada macet, karena memang dini hari, hehe. Jalur yang akan kami lintasi adalah sebagai berikut, Surabaya-Porong-Gempol-Pasuruan-Tongas-Sukapura-Ngadisari-Bromo. Memasuki wilayah Sidoarjo, tepatnya di daerah Gedangan, teman kami Hardika langsung bergabung bersama rombongan. Bau menyengat segera menyergap hidung dan tenggorokan saat sampai di Porong. Tepatnya jalan raya disisi semburan lumpur Lapindo. Di Pasuruan kami berhenti lagi karena sebagian ada yang isi bensin, boros amat sih motornya, hehe....atau mungkin tadi nggak diisi full tangkinya. Sepanjang perjalanan kondisi jalan cukup bagus. Namun ada beberapa jalan yang penerangannya masih kurang. Kondisi pengendara dituntut untuk tetap fit agar konsentrasi tetap terjaga. Sampai didaerah Probolinggo harusnya kami mengarahkan kendaraan ke arah kanan, Tongas, tetapi sempat kebablasan. Untung tidak seberapa jauh, kira-kira 500 meter. Ini karena kondisi penerangan tidak optimal, sehingga tugu penanda tidak terlihat. Kondisi jalan dari Tongas ke Sukapura medannya menanjak. Tetapi akan lebih menanjak lagi dari Sukapura ke arah Ngadisari. Udara dingin mulai menusuk seiring jalanan yang semakin menanjak dan berkelok. Cukup menguras bahan bakar. Kami pun khawatir tidak ada SPBU lagi dari sini. Beberapa motor jarum indikator bahan bakarnya malah sudah menunjuk warna merah. Gawat kalau tidak ada SPBU lagi. Tetapi kekhawatiran itu sirna seiring terlihat lambang Pertamina di kejauhan. Alhamdulillah.....POM Bensin. Bagai oase di tengah gurun, hahaha lebay banget sih bahasanya. Ini adalah SPBU terakhir sebelum jalanan menanjak ke arah Bromo. Disini juga banyak rombongan motor lain yang berhenti. Pedagang asongan tak ketinggalan juga memainkan perannya. Ada yang menjual sarung tangan, kerpus (penutup kepala), kaos kaki, dan lainnya. Soal harga tak usah khawatir, cukup murah kok. Malah jika beruntung bisa ditawar. Seusai istirahat sejenak dan tentunya ke toilet, perjalanan kita lanjutkan menuju Ngadisari. Desa Ngadisari ini merupakan titik terakhir untuk kendaraan pribadi jenis mobil. Selain kendaraan jip atau 4WD tidak boleh masuk ke area Bromo. Hal ini diberlakukan demi keamanan pengunjung. Karena medan yang cukup berat akan tersaji setelah wilayah ini.Jadi pengunjung bisa memanfaatkan jasa penyewaan mobil berjenis Hardtop untuk mengantarkan ke Penanjakan dan kawah Bromo. Kalau naik motor seperti kami ya lewat saja, tidak perlu sewa mobil Hardtop. Itung-itung ngirit, hehe. Sebelum masuk ke wilayah wisata gunung Bromo kami harus berhenti di pos penjagaan untuk bayar tiket masuk. Kami sedikit kecewa karena terlihat banyak calo disini. Rombongan kami disuruh minggir ke arah kanan. Tidak lama kami dihampiri seorang laki-laki. Kami yakin dia bukan petugas resmi. Dia langsung bilang satu motor dua penumpang harus bayar Rp. 16.000. Rombongan kami ada 6 motor 10 penumpang. Dia minta 60 ribu. Tarif resminya pun tidak jelas berapa. Setelah terjadi tawar-menawar akhirnya disepakati 50 ribu, jadi kita urunan masing-masing 5 ribu rupiah. Dapat tiketnya cuma 3 lembar.....yaaa gak jelas nih orang. Kapan korupsi bisa lepas dari negara Indonesia. Seperti sudah mendarah daging.

Karena waktu sudah menunjuk jam 03.30 dini hari, kami langsung lanjut tancap gas. Dari sini masih sekitar 1 jam perjalanan untuk menuju Penanjakan View Point. Tempat untuk melihat matahari terbit (sunset). Jalan berkelok, menanjak, dan minim penerangan pun menemani perjalanan kami menuju lautan pasir. Kondisi jalan cukup baik. Untuk dapat mencapai Penanjakan View Point kami harus melewati hadangan. Ya, hadangan lautan pasir yang cukup tebal. Skill mengemudi dan kondisi ban sangat berpengaruh disini. Beberapa diantara kami sempat menyepelekan. Medan seperti ini saja kok, gampang dilewati. Eh ternyata sampai ngepot-ngepotan dan hampir jatuh dari motor. Ban motor seperti ditelan ganasnya pasir Bromo. Debunya juga tak kalah parah. Apalagi ini musim kemarau. Pasirnya jadi kering dan debunya beterbangan kemana-mana. Jarak pandang pun tak seberapa jauh. Saking tebalnya debu sampai mirip kabut asap yang berwarna putih. Bertambah parah lagi ketika ada mobil Hardtop yang melintas mendahului kita. Untuk dapat mengakses ke Penanjakan, kita harus memutari gunung Batok dan kemudian naik melalui jalan yang sempit dan sangat menanjak. Jalan ini mempunyai sudut kemiringan yang sangat curam, mungkin kira-kira 45 derajat. Lebarnya pun sebenarnya hanya cukup untuk 1 mobil. Tetapi para pengemudi mobil Hardtop ini sangat lihai mengendalikan mobil saat berpapasan arah dengan mobil lainnya. Dari jalanan yang terus menanjak ini dibutuhkan waktu sekitar 30-45 menit untuk mencapai Penanjakan View Point. Ada dua teman kami yang ketinggalan dibelakang, Udiek dan Agung. Ternyata ada masalah dengan motor yang mereka tunggangi. Kami mengetahui setelah mereka kirim sms yang mengabarkan bahwa tidak bisa naik sampai Penanjakan. Mereka berhenti dan menunggu di beberapa kelokan awal. Kami sedikit heran karena motor yang mereka gunakan cukup bertenaga. Mereka menggunakan Suzuki Satria FU. Belakangan kami tahu penyebabnya, yaitu kawat kabel kopling motor mengkerut, saking dinginnya suhu udara. Hal ini menyebabkan tarikan pada tuas kopling, sehingga daya mesin motor tidak bisa optimal. Suhu udara di Bromo ini memang benar-benar ekstrim. Akhirnya mereka menghabiskan waktu dengan foto-foto menunggu sunset disana. Kami pun sampai juga di Penanjakan View Point. Di musim kemarau ini tampak jelas untuk menyaksikan sunset. Karena langitnya jernih tidak tertutup mendung sama sekali. Setelah mengambil beberapa foto untuk dokumentasi kami istirahat sebentar. Tidak lama kemudian kami turun untuk menjemput kedua teman kami yang tertahan di bawah. Dan alhamdulillah mereka juga sudah dapat memperbaiki masalah motornya. Selanjutnya menuju kawah Bromo. Sebelum memutari gunung Batok untuk menuju kawah Bromo kami sempatkan berfoto di padang rumput (savana). Harus berjuang lagi-lagi melewati lautan pasir yang sering membuat ban motor selip. Tiba di kaki kawah gunung Bromo sudah ramai pengunjung, baik wisatawan domestik maupun asing. Memang ini kan hari Minggu, jadi ya ramai banget. Beberapa teman merasa enggan ketika melihat tinggi dan jauhnya jalur untuk mencapai kawah Bromo. Yang memutuskan untuk naik ke atas ada Deny, Rendy, Udiek, Agung, Hardika, dan Cece. Sisanya nunggu dibawah sambil jagain motor, helm, dan barang bawaan. Sebelum naik ke atas kami sempatkan membeli masker. Debunya sudah diluar toleransi. Parah-rah-rah bangett. Apalagi saat ada hembusan angin kencang, sampai rasanya gigi ini kering tertutup debu dan pasir, hehe...hiperbola. Kalau tidak mau capek bisa naik kuda yang mengantarkan sampai bawah tangga menuju kawah. Tetapi kami memutuskan untuk jalan kaki. Rasanya lebih seerruu atau bisa dibilang ngirit, hahhaa. Sempat ada rasa ingin mundur di tengah perjalanan karena sudah sangat capek. But show must go on !!. Tak ada kata menyerah. Dengan sedikit berhenti dan mengambil nafas panjang dapat mengembalikan semangat kami. Lain halnya dengan Rendy, teman kita yang satu ini seperti tak punya udel. Terus saja berjalan, bahkan berlari seperti bertenaga kuda. Tigaperempat perjalanan akhirnya Cece menyerah. Dia memilih untuk menunggu di bangku stand pedagang makanan-minuman. Saatnya untuk menaiki tangga menuju kawah. Kami pun menapaki anak tangga demi anak tangga. Konon katanya anda tak akan mendapatkan jumlah anak tangga yang sama ketika naik dan turun. Menurut saya, siapa juga yang bisa berkonsentrasi menghitung ketika kita sibuk berkonsentrasi mengatur napas. Tangga ini semakin sulit ditapaki karena setelah adanya erupsi kawah bromo, beberapa anak tangga ada yang rusak. Tumpukan pasir pun membuat anak tangga menjadi agak tidak terlihat sehingga kita harus berhati-hati. Perjuangan menapaki anak tangga ternyata membuahkan hasil yang setimpal. Dari puncak Gunung Bromo kita bisa melihat kawah dan pemandangan sekitar. Di atas ini juga kita harus berhati-hati karena pasir yang licin dan tempat berpijak yang tak terlalu luas. Beberapa saat setelah puas memanjakan mata, kami turun dan beristirahat sejenak di bawah.



Waktu menunjukkan pukul 10.30 WIB. Kami segera besiap untuk balik kanan ke Surabaya. Sebenarnya kami ingin mampir ke air terjun Madakaripura, tapi dirasa waktu tidak mencukupi. Kami sepakat untuk langsung pulang saja. Karena juga ada masalah dengan rotary belt motor matic teman kami, jadi lebih baik tidak usah dipaksakan. Toh masih ada waktu lain. Jalur yang kita lewati untuk pulang sama seperti jalur berangkat. Lewat lautan pasir lagi, kemudian ke Ngadisari, Sukapura, mampir SPBU sebentar dan turun ke Tongas. Karena lelah dan perut keroncongan, kami mampir ke sebuah warung dekat pertigaan antara Tongas dan Jalan raya Surabaya-Probolinggo. Makanannya tak istimewa, namun cukup ampuh untuk mengganjal perut. Kuah rawonnya pun tak sehitam dibandingkan dengan rawon yang ada di Surabaya. Perjalanan pulang dilanjutkan. Namun dari Pasuruan, motor matic teman kami yang mengalami masalah terpaksa harus masuk bengkel. Sebagian rombongan menunggu sambil beristirahat dan salat di masjid samping Telkom Bangil. Tepat pukul 16.15 WIB rombongan kembali bergabung dan bersama-sama menuju Surabaya. Keseruan perjalanan ini akan terbayang selalu di pikiran kami.

*foto lainnya bisa dilihat disini

Senin, 11 Juni 2012

Info Dan Tips Safety Riding Saat Touring Motor

Seperti yang kita ketahui di Indonesia persentasi orang yang memiliki kendaraan roda dua lebih banyak ketimbang lainnya. Dan tidak semua pengendara motor rapi, tertib dan teratur. Malah lebih banyak yang amburadul dan ugal-ugalan.
Bagi para Club-Club dan Komunitas-Komunitas motor, pastinya sudah tau tata cara dalam berkendara selama di jalan. Baik secara personal maupun touring.
Nah supaya kita bisa lebih aman dan nyaman selama dalam perjalanan menggunakan kendaraan bermotor, ada baiknya temen-temen mengetahui tata cara dan sedikit tips dalam berkendaraan selama touring.
Safety Riding adalah cara berkendara yang aman dan nyaman baik bagi pengendara itu sendiri maupun terhadap pengendara lain.

Point-point yang harus di perhatikan :


  • Kelengkapan kendaraan bermotor standar.
  • Kaca spion wajib ada 2 buah di kiri dan kanan.
  • Lampu depan, lampu rem, riting kiri-kanan, klakson yang berfungsi.
  • STNK dan SIM selalu siap / tidak expired.
  • Plat Nomor depan belakang.
  • Memakai perlengkapan Safety Riding yang relatif paling aman apabila tanpa disengaja terjebak dalam situasi terburuk / kecelakaan.
  • Mematuhi peraturan lalu lintas. Paham rambu-rambu lalu lintas.
  • Hindari berkendara agresif. Sabar dan sopan dalam berkendara. Timbulkan simpaty/kekaguman pemakai jalan lain terhadap prilaku berkendara kita. Tidak gampang terprovokasi dengan pemakai jalan lain, tidak arogan.
  • Mengerti posisi sesama pengendara/pemakai jalan bahwa jalan raya digunakan untuk bersama. Jadi sebisa mungkin menghindari perilaku-perilaku seperti meng-klakson berlebihan, menggunakan aksesoris yang dapat mengganggu pemakai jalan lain seperti klakson kebo/anjing, sirine, strobo dsb. Prinsipnya, The Road is Not Yours Brother.
Istilah-Istilah Dalam Touring :
  • Kapten = Pimpinan Touring
  • Vorijder = Yang ngatur jalan dan harus tau tekhnik isyarat tangan
  • Safety Officer = yang ngarahin keselamatan anggota tour.
  • Sweeper = Pengatur barisan (formasi)
  • Technical Officer = Bagian Teknik untuk kerusakan kecil.

Minggu, 10 Juni 2012

Kawah Ijen, ayo kapan kesana ?

Ijen

Kawah Ijen terletak di puncak Gunung Ijen yang merupakan salah satu dari rangkaian gunung berapi di Jawa Timur seperti Bromo, Semeru, dan Merapi. Gunung Ijen terletak di sebelah timur Gunung Merapi (di Jawa Timur juga terdapat gunung yang memiliki nama yang sama dengan gunung di Jawa Tengah yaitu Gunung Merapi). Kawasan Wisata Kawah Ijen atau Cagar Alam Taman Wisata Ijen terletak di wilayah Kecamatan Licin, Kabupaten Banyuwangi dan Kecamatan Klobang, Kabupaten Bondowoso.
Kawah Ijen terletak di ketinggian 2.368 meter di atas permukaan laut. Yang menarik adalah kawah ini terletak di tengah kaldera yang terluas di Pulau Jawa. Ukuran kaldera sekitar 20 kilometer. Ukuran kawahnya sendiri sekitar 960 meter x 600 meter dengan kedalaman 200 meter. Kawah ini terletak di kedalaman lebih dari 300 meter di bawah dinding kaldera.
Mengapa Kawah Ijen merupakan salah satu kawah paling asam terbesar di dunia? Tahukah Anda berapa derajat keasaman (pH) dari kawah ini? Kawah ini memiliki tingkat keasaman yang sangat tinggi yaitu mendekati nol sehingga bisa melarutkan tubuh manusia dengan cepat. Selain itu, suhu kawah yang mencapai 200 derajat celcius menambah takjub akan kawah yang sangat besar ini. Namun, dibalik angka-angka yang membuat rasa takut tersebut, ternyata kawah ini menyajikan pesona keindahan yang juga menakjubkan. Keindahan apa saja yang bisa Anda dapatkan di Kawah Ijen?

Pesona Keindahan Kawah Ijen

Kawah Ijen dari atas Gunung Ijen terlihat sangat indah. Kawah ini merupakan danau yang besar berwarna hijau kebiruan dengan kabut dan asap belerang yang sangat memesona. Selain itu, udara dingin dengan suhu 10 derajat celcius, bahkan bisa mencapai suhu 2 derajat celcius, akan menambah sensasi tersendiri. Berbagai tanaman yang hanya ada di dataran tinggi juga dapat Anda temukan, seperti Bunga Edelweis dan Cemara Gunung.
Saat pagi hari, ketika matahari mulai menyinari kawasan Kawah Ijen, pemandangan yang indah dapat Anda nikmati. Kawah Ijen yang berwarna hijau kebiruan akan ditambah cahaya matahari yang berwarna keemasan memantul di kawah tersebut. Pemandangan menakjubkan juga dapat Anda peroleh dengan menyaksikan pesona keindahan Gunung Merapi yang berdekatan. Gunung Merapi memiliki kemiripan bentuk dengan Gunung Ijen. Saat yang paling tepat untuk menyaksikan keindahan Ijen adalah pada pagi hari.
Untuk menuju Kawah Ijen, Anda harus menyusuri jalan setapak menyusuri tebing kaldera. Jangan lupa membawa penutup hidup karena kadang asap belerang tertiup angin melewati jalur tersebut. Anda juga dapat mengelilingi kaldera di kawasan ini yang memakan waktu mencapai 8 hingga 10 jam berjalan kaki.

Penambang Belerang Tradisional

Salah satu yang menjadi perhatian pengunjung di kawasan Kawah Ijen adalah adanya penambang belerang tradisional. Mereka dengan berani mendekati danau untuk menggali belerang dengan peralatan sederhana lalu dipikul dengan keranjang.
Para penambang belerang ini mengambil belerang dari dasar kawah. Di sini asap cukup tebal, namun dengan peralatan penutup hidung sekadarnya seperti sarung, mereka tetap mencari lelehan belerang. Lelehan belerang didapat dari pipa yang menuju sumber gas vulkanik yang mengandung sulfur. Gas ini dialirkan melalui pipa lalu keluar dalam bentuk lelehan belerang berwarna merah. Setelah membeku belerang berwarna kuning.
Setelah belerang dipotong, para penambang akan memikulnya melalui jalan setapak. Beban yang dipikul cukup berat antara 80 hingga 100 kg. Para penambang sudah terbiasa memikul beban yang berat ini sambil menyusuri jalan setapak di tebing kaldera menuruni gunung sejauh 3 kilometer.

Menuju Kawah Ijen

Anda dapat mencapai Kawah Ijen melalui dua alternatif rute. Berikut ini rute yang sering digunakan oleh para pengunjung Kawah Ijen:
  • Banyuwangi

    Rute ini lebih sulit dilalui karena kondisi jalan yang buruk. Biasanya digunakan oleh para pendaki untuk rute pendakian Gunung Ijen. Rute ini dapat ditempuh dari Banyuwangi, lalu menuju Kecamatan Licin. Dari Licin menuju Jambu lalu ke Patulding. Dari Patulding Anda tinggal berjalan kaki melewati jalan setapak dan tebing kaldera sejauh 2 kilometer menuju Kawah Ijen. Total jarak tempuh melewati rute ini adalah 38 kilometer.
  • Bondowoso

    Rute ini lebih mudah dilalui karena kondisi jalan yang bagus dan relatif mulus. Rute ini dapat ditempuh dari Bondowoso, lalu menuju Wonosari, lalu ke Sempol dan akhirnya ke Patulding. Dari Patulding Anda tinggal berjalan kaki melewati jalan setapak dan tebing kaldera sejauh 2 kilometer menuju Kawah Ijen. Jarak tempuh melewati rute ini adalah 70 kilometer dengan pemandangan pohon kopi dan hutan pinus yang memesona.
Anda dapat menuju Bondowoso maupun Banyuwangi dengan transportasi umum dari Surabaya. Jarak dari Surabaya ke Bondowoso maupun Banyuwangi kurang lebih 200 kilometer. Untuk alasan keamanan, Kawah Ijen ditutup mulai pukul 14.00 karena intensitas asap belerang yang beracun meningkat setelah jam tersebut.

Kawah Ijen

Kawah Ijen merupakan salah satu pesona keindahan alam Indonesia. Banyak turis mancanegara dan turis lokal mengunjungi kawasan Ijen untuk menyaksikan pesona keindahan alam dan keunikan penambang belerang secara tradisional di Kawah Ijen. Anda tertarik untuk mengunjunginya pada liburan kali ini?



Belajar Bahasa Jepang Yuuk

Ebook belajar bahasa Jepang
yasashii nihongo

dari : www.nhk.or.jp/lesson

Dalam sistem penulisannya,bahasa Jepang mengkombinasikan
3 jenis huruf,Kanji, Hiragana, dan Katakana.

dan tata bahasanya juga agak terbalik dengan bahasa Indonesia.Saya sendiri sudah beberapa tahun belajar bahasa Jepang(secara otodidak)masih bingung untuk menuliskannya(cuma sebatas bisa sedikit ngomong saja )sebaiknya jika sobat cuma ingin tahu bagaimana caranya "bicara"bahasa Jepang saja(mungkin sobat ingin bekerja di Jepang secepatnya)lupakan saja untuk mempelajari huruf kanji,hiragana atau katakana,lebih baik fokus pada huruf romaji saja(maaf cuma saran)yang penting bisa ngomong dan ngerti.tapi,ebook ini bisa sebagai dasar sobat untuk mengenal dan mempelajari lebih dalam

silahkan DOWNLOAD DISINI

Jumat, 08 Juni 2012

Jika Nilai Ujian Jelek

Ayah : "Nak, kalo ujian kamu sampai jelek, jangan panggil aku ayah lagi..!"

Keesokan harinya..

Ayah : "Gimana hasil ujianmu, nak?"

Anak : "Hancur, Bro..!!"

Sombong-sombongan

WIKIPEDIA : Aku tau semuanya.
FACEBOOK : Aku kenal dengan semua orang.
GOOGLE : Aku punya semuanya.
MOZILA : Tanpa aku kalian tidak bisa di akses.
EXPLORER : Kan gue masih ada.
MOZILA : Apaan sih lo, ganggu acara orang aja!
EXPLORER : Lo sih, ngaku-ngaku cuma ada lo sendiri!
INTERNET : Udah-udah! Jangan banyak bacot lo semua, kalo gak ada gue kalian semua gak bakalan ada!
FACEBOOK : Huuu, yang paling sering dikunjungi kan gue, jadi gue yang terbaik.
YAHOO : Facebook, Inget, tanpa gue lo gak bisa buat Email!
GOOGLE : Yahoo, Gue juga bisa buat Email.
INTERNET : zzz... Udah tau gue yg paling hebat :p
KOMPUTER : Gua Paling dewa di sini.
PLN : Bacot lo semua! Gua matiin nih listriknya!
GENSET : tenang aja kan masih ada saya
PLN : diem lu
PERTAMINA : awas kalian semua, saya stop pasokan BBM baru tau rasa lo
SOLAR CELL : tenang kan selama masih ada saya semuanya aman
Matahari : Ettt Gk gw sinarin diem lo
Air, Batubara, Petir dll : MASIH ADA GUA !!!
Bumi : Lo klo gk ada gw pasti gk bakal ada
jagat raya: lo semua kalo gak ada gwe pasti kalian gak bakalan ada....
Tuhan: tanpa saya kalian semua tidak pernah ada

Ayo....Sapa Ikut ke Bromo

Ayo liburan ke Pegunungan Bromo-Semeru. Rasakan dinginnya udara yang bersih dan segar berselimutkan awan yang indah.
Pegunungan Bromo-Semeru, merupakan pegunungan yang masih aktif dan paling terkenal sebagai obyek wisata di Jawa Timur. Kawasan wisata ini menjanjikan sebuah keindahan yang tak bisa anda temui di tempat lain. Dari puncak gunung berapi yang masih aktif ini, anda bisa menikmati hamparan lautan pasir seluas 10km persegi, dan menyaksikan kemegahan gunung Semeru yang menjulang menembus awan. Anda juga bisa menatap indahnya matahari beranjak keluar dari peraduannya.
Selain menyaksikan keindahan panorama yang ditawarkan oleh Bromo-Semeru, apabila Anda datang di waktu yang tepat, maka Anda dapat menyaksikan Upacara Kesodo, yang diadakan oleh masyarakat Tengger. Upacara ini biasanya dimulai pada saat tengah malam hingga dini hari setiap bulan purnama sekitar tanggal 14 atau 15 di bulan Kesodo [ke-sepuluh] menurut penanggalan Jawa. Upacara Kesodo merupakan upacara untuk memohon panen yang berlimpah atau meminta tolak bala dan kesembuhan atas berbagai penyakit, yaitu dengan cara mempersembahkan sesaji dengan melemparkannya ke kawah Gunung Bromo. Saat prosesi berlangsung, masyarakat Tengger lainnya beramai-ramai menuruni tebing kawah dan sesaji yang dilemparkan ke dalam kawah, sebagai perlambang berkah dari Yang Maha Kuasa.

Cara Mencapai Daerah IniAnda dapat mencapai daerah ini dengan menggunakan mobil pribadi pun menyewa kendaraan. Ada empat pintu gerbang utama untuk memasuki kawasan taman nasional ini yaitu: desa Cemorolawang jika melalui jalur Probolinggo, desa Wonokitri dengan jalur Pasuruan, desa Ngadas dari jalur Malang dan desa Burno adalah jalur Lumajang. Adapun rute yang dapat ditempuh adalah sebagai berikut:
Pasuruan-Warung Dowo-Tosari-Wonokitri-Gunung Bromo menggunakan mobil dengan jarak 71 km, Malang-Tumpang-Gubuk Klakah-Jemplang-Gunung Bromo menggunakan mobil dengan jarak 53 kmAtau dari Malang-Purwodadi-Nongkojajar-Tosari-Wonokitri-Penanjakan sekitar 83 km

Berkeliling
Anda dapat berkeliling ke sekitar areal Taman Nasional dengan menyewa kendaraan jenis jeep 4x4. Atau, jika hanya ingin berkeliling di sekitar area lautan pasir Bromo, Anda dapat menyewa kuda yang banyak tersedia disana.

Yang Dapat Anda Lihat Atau LakukanAdapun hal-hal lain yang dapat dilihat atau dilakukan di area ini adalah Anda dapat mengunjungi beberapa objek di bawah ini:
  • Cemorolawang. Salah satu pintu masuk menuju taman nasional yang banyak dikunjungi untuk melihat dari kejauhan hamparan laut pasir dan kawah Bromo, dan berkemah.
  • Laut Pasir Tengger dan Gunung Bromo. Berkuda dan mendaki gunung Bromo melalui tangga dan melihat matahari terbit.
  • Pananjakan. Melihat panorama alam gunung Bromo, gunung Batok dan gunung Semeru.
  • Ranu Pani, Ranu Regulo, Ranu Kumbolo dan Puncak Gunung Semeru. Danau-danau yang sangat dingin dan selalu berkabut ( 2.200 m. dpl) sering digunakan sebagai tempat transit pendaki Gunung Semeru (3.676 m. dpl).
  • Ranu Darungan. Berkemah, pengamatan satwa/ tumbuhan dan panorama alam yang menawan.